XtGem Forum catalog
MANUK-CLUB
SUGENG PINARAK,, monggo dipun aturi mlebet,mboten usah isin-isin,, dipun sekecaaken npo sak entenipun njieh. .
Images-10ImagesImages-2Images-3Images-4Images-8Images-9

memelihara+penangkaran MURAI BATU

Burung murai batu
(Copychus malabaricus)
adalah anggota keluarga
Turdidae. Burung
keluarga Turdidae dikenal
memiliki kemampuan
berkicau yang baik
dengan suara merdu,
bermelodi, dan sangat
bervariasi. Ketenaran
burung murai batu bukan
hanya sekedar dari
suaranya yang merdu,
namum juga gaya
bertarungnya yang
sangat aktraktif.
+Habitat
Jenis-jenis murai batu
yang dikenal di Indonesia
adalah sebagai berikut:
Murai batu medan, Bukit
Lawang, Bohorok, kaki G
Leuser wilayah Sumatra
Utara. Panjang ekor 27 –
30 cm.
Murai Aceh, di kaki G
Leuser wilayah Aceh.
Panjang ekor 25 – 30 cm.
Murai batu Nias, panjang
ekor 20 – 25 cm. Ekor
keseluruhan berwarna
hitam.
Murai Jambi, hidup di
Bengkulu, Sumatra
Selatan, Jambi.
Murai batu Lampung,
hidup di Krakatau,
Lampung. Ukuran tubuh
lebih besar dari Murai
Medan. Panjang ekor 15
– 20 cm.
Murai Banjar (Borneo),
jenis ini paling populer di
Kalimantan, karena sering
merajai berbagai lomba di
Kalimantan. Penyebaran
di Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan.
Panjang ekor 10 – 12 cm.
Murai Palangka (Borneo),
panjang ekor 15 – 18 cm.
Hidup di Kalimantan
Tengah dan Kalimantan
Barat.
Larwo (Murai Jawa),
hidup di Jawa Tengah dan
Jawa Barat. Tubuh jauh
lebih kecil dari murai
medan. Jenis ini sudah
sangat langka ditemukan.
Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies
murai batu di atas, masih
ada murai batu yang
berasal dari negeri
tetangga, yaitu :
Murai batu Malaysia,
wilayah Penang. Ekor tipis
dan panjang sekitar 30 –
33 cm dan postur tubuh
lebih besar dari murai
medan.
Murai batu Thailand,
hidup di perbatasan
Thailand dan Malaysia,
tubuh lebih besar dari
murai medan, panjang
ekor 32 – 35 cm dan
warna hitam mengkilat
indigo (kebiru-biruan).
Murai batu Philippine,
wilayah Luzon dan
Catanduanes. Jenis ini
lebih tepat disebut murai
hias, karena memiliki
warna tubuh yang sangat
indah.
Murai batu serta
kerabatnya
dikelompokkan dalam
beberapa species,
sebagai berikut:
Copsychus malabaricus
(White Rumped Shama),
Copsychus luzoniensis
(White Browed Shama),
Copsychus niger (White
Vented Shama)
Copsychus cebuensis
(Black Shama).
Trichixos pyrropygus
(Orange Tailed Shama /
Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan
penyebarannya
A. Copsychus malabaricus
(White Rumped Shama)
terdiri dari 19 sub-
species:
Copsychus interpositus
(Nepal, India, Myanmar,
Yunan -China, Thailand
dan Indochina)
Copsychus stricklandii
(Sabah, Kalimantan)
Copsychus andamanensis
(Andaman, Nicobar)
Copsychus albiventris
(Andaman)
Copsychus indicus (Nepal,
Indochina)
Copsychus pellogynus
(Myanmar, Peninsular)
Copsychus minor (Hainan-
China)
Copsychus mallopercnus
(Malaysia)
Copsychus javanus (Jawa
Barat dan Jawa Tengah)
Copsychus omissus
Copsychus barbouri
(Maratua, Kalimantan
Timur)
Copsychus leggei (Sri
Lanka)
Copsychus malabaricus
(India)
Copsychus macrourus
(Con Son, Vietnam
Selatan)
Copsychus tricolor
(Malaysia, Sumatra,
Natuna Island dan
Anamba)
Copsychus melanurus
(Sumatra bagian Barat,
Enggano)
Copsychus suavis
(Sarawak, Kalimantan)
Copsychus mirabilis
(Prinsen Island)
Copsychus nigricauda
(Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis
(White Browed Shama)
terdiri dari 4 subspecies,
yaitu :
Copsychus luzoniensis
(Luzon, Catanduanes)
Copsychus
parvimaculatus (Polillo)
Copsychus shemleyi
(Marinduque)
Copsychus superciliaris
(Masbate, Negros, Panay,
Ticao).
C. Copsychus niger
(White Vented Shama):
Tersebar di Palawan,
Calamian, Balabac, Sabang
(all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis
(Black Shama): Hidup di
wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus
(Orange Tailed Shama /
Rufous Tailed Shama):
Penyebaran di Way
Kambas, Thailand,
Malaysia dan Borneo.
Gambar beberapa jenis/
sun-spesies murai batu
(sumber gambar: planet
burung)
Kembali ke MENU ARTIKEL
+Ciri jantan dan betina
burung murai batu
Ciri jantan dan betina
murai batu dewasa
sebenarnya mudah
dibedakan. Untuk murai
dengan sub-spesies yang
sama, maka untuk warna
bulu jantan lebih
mengkilat. Hitamnya
hitam pekat kebiruan
(berkilau, nyambeliler,
seperti berhologram),
sedangkan warna
merahnya atau coklat,
terlihat tajam kontras
dengan warna di
sebelahnya (hitam atau
putih).
Murai batu yang satu sub-
spesies, ekor jantan lebih
panjang ketimbang
betinanya. Sedangkan
lagunya, jantan lebih
bervariasi.
Kembali ke MENU ARTIKEL
+Cara memilih bahan
burung murai batu yang
baik
Diasumsikan murai batu
bakalan adalah murai
batu tangkapan hutan
yang belum makan voer
dan harganya juga relatif
murah.
Yang perlu anda
perhatikan dalam
pemilihan ini adalah:
Mata: Hindari membeli
murai batu yang pada
matanya sudah kelihatan
tanda adanya katarak,
yaitu selaput berwarna
putih pada bola mata. Jika
murai batu sudah
katarak, resiko murai
batu tersebut menjadi
buta sangat tinggi sekali.
Ekor: Cari murai batu yang
memiliki ekor rapat dan
tidak terlalu tebal. Ekor
yang seperti ini selain
enak dipandang, juga
akan membuat murai batu
memainkan ekornya pada
saat ditrek. Hindari juga
membeli murai batu yang
tidak punya ekor, karena
kita tidak bakalan tahu
bagaimana bentuk dan
jenis ekor dari murai batu
tersebut, jika ekornya
sudah tumbuh kembali.
Bulu Dada: Kebanyakan
murai batu memiliki bulu
dada berwarna coklat,
Tapi jika Anda
mendapatkan murai batu
dengan bulu dada
cenderung berwarna
kekuningan, maka itu
rezeki Anda. Murai batu
bakalan dengan warna
bulu dada seperti ini,
biasanya cepat berbunyi
dan cepat juga jadi.
Usia: Jangan pernah
menilai usia murai batu
hanya berdasarkan
pengamatan pada kaki, ini
bisa menipu calon pembeli.
Murai batu bakalan muda
mempunyai tanda bulu
yang masih berbintik
cokelat di bagian sayap
sebelah luar maupun
sayap sebelah dalam.
Perilaku: Jika ada murai
batu bakalan yang pada
saat kita pegang dia
menjerit kencang dan
berusaha mematuk-
matuk jari tangan, inilah
murai batu dengan mental
berani.
Bentuk paruh: Sebaiknya
pilih bentuk paruh yang
berpangkal lebar, tebal,
besar dan panjang. Paruh
bagian bawah harus
lurus. Jangan memilih
bahan yang memiliki
paruh bengkok. Posisi
lubang hidung pilih
sedekat mungkin dengan
posisi mata.
Bentuk kepala: Pilih yang
berbentuk kotak, mata
bulat besar dan melotot.
Ini menandakan burung ini
mempunyai mental
tempur yang baik.
Postur badan: Pilihlah
bahan yang berpostur
sedang dengan panjang
leher, badan dan ekor
serta kaki yang serasi.
Jangan memilih bahan
yang berleher dan
berbadan pendek.
Sayap mengepit rapat
dan kaki mencengkram
kuat, ini menandakan
bahan tersebut sehat.
Warna kaki tidak
berpengaruh terhadap
mental burung.
Lincah dan bernafsu
makan besar. Ini
merupakan ciri-ciri bahan
yang bermental baik.
Panjang ekor yang serasi
dengan postur badan.
Pilihlah bentuk ekor yang
sedikit lentur.
Leher panjang padat
berisi. Menandakan
burung ini akan
mengeluarkan power
suara secara maksimal.
Kembali ke MENU ARTIKEL
+Cara perawatan burung
murai batu
Tempat/sangkar: Murai
batu bisa dipelihara
dengan sangkar bulat
maupun kotak. Untuk
kotak ukuran 50 x 50 x 75
cm sedangkan untuk
bulat dengan diameter 50
cm atau 60 cm
tergantung dari jenis
murai batu yang kita
pelihata apakah berekor
panjang atau pendek.
Sementara tenggeran
atau pangkringan bisa
dibuat dengan kayu asam
diameter 1,3 cm; bisa
berbentuk palang
bersusun mapun leter T.
Untuk perawatan harian,
murai batu tidak perlu
dikerodng dan hanya
dikerodong malam hari
agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal utama yang
perlu diperhatikan dalam
hal pakan adalah menu
yang variatif sehingga
kecukupan nutrisi,
vitamin dan mineralnya.
Pakan yang bagus, selain
lengkap nutrisinya
seperti protein,
karbohidrat, juga lengkap
vitaminnya seperti
vitamin A, D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Selain itu, perlu
pula mengandung zat
esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl,
Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk
dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di samping vitamin, perlu
juga kecukupan mineral.
Mineral dibutuhkan dalam
pembentukan darah dan
tulang, keseimbangan
cairan tubuh, fungsi
syaraf yang sehat, fungsi
sistem pembuluh darah
jantung dan lain-lain.
Seperti vitamin, mineral
berfungsi sebagai ko-
enzim, memungkinkan
tubuh melakukan
fungsinya seperti
memproduksi tenaga,
pertumbuhan dan
penyembuhan. Yang
termasuk mineral yang
diperlukan burung anis
kembang adalah Calcium,
Phosphor, Iron,
Manganase, Iodium,
Cuprum, Zinccum,
Magnesium, Sodium
Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai
untuk murai batu
Voer (sebaiknya pilih yang
berkadar protein sedang
yaitu: 12%-18%). Belum
tentu voer yang berharga
mahal akan cocok dengan
sistem metabolisme
setiap burung murai batu.
Voer harus selalu tersedia
di dalam cepuknya. Selalu
ganti dengan voer yang
baru setiap dua hari
sekali.
EF (Extra Fooding), pakan
tambahan yang sangat
baik buat burung murai
batu yaitu: jangkrik,
orong-orong, kroto,
cacing, ulat hongkong,
ulat bambu, kelabang,
belalang dan lainnya.
Pemberian EF harus selalu
disesuaikan dengan
karakter pada masing-
masing burung dan juga
harus mengetahui dengan
pasti dampak klausal dari
pemberiannya EF
tersebut.
Kembali ke MENU ARTIKEL
REFERENSI TENTANG
PERAWATAN BURUNG
SECARA UMUM BISA DILIHAT
DI SINI
Perawatan dan setelan
harian burung murai batu
Perawatan harian untuk
burung murai batu relatif
sama dengan burung
berkicau jenis lainnya,
kunci keberhasilan
perawatan harian yaitu
rutin dan konsisten.
Berikut ini pola
perawatan harian dan
setelan harian untuk
burung murai batu:
Jam 07.00 burung diangin-
anginkan di teras. Jam
07.30 burung dimandikan
(karamba mandi atau
semprot, tergantung
pada kebiasaan masing-
masing burung).
Bersihkan kandang
harian. Ganti atau
tambahkan voer dan air
minum.
Berikan jangkrik 4 ekor
pada cepuk EF. Jangan
pernah memberikan
jangkrik secara langsung
pada burung.
Penjemuran dapat
dilakukan selama 1-2 jam/
hari mulai pukul
08.00-11.00. Selama
penjemuran, sebaiknya
burung tidak melihat
burung sejenis.
Setelah dijemur, angin-
anginkan kembali burung
tersebut diteras selama
10 menit, lalu sangkar
dikerodong jika akan
dilakukan pemasteran.
Jika tidak,
pengerodongan tidak
mutlak.
Siang hari sampai sore
(jam 10.00-15.00) burung
dapat dimaster dengan
suara master atau
burung-burung master.
Jam 15.30 burung diangin-
anginkan kembali diteras,
boleh dimandikan bila
perlu. Berikan Jangkrik 2
ekor pada cepuk EF.
Jam 18.00 burung kembali
dikerodong dan di
perdengarkan suara
master selama masa
istirahat sampai pagi
harinya.
Penting
Kroto segar diberikan 1
sendok makan maksimal
2x seminggu. Contoh
setiap hari Senin pagi dan
hari Kamis pagi.
Pemberian cacing
diberikan 1 ekor 1x
seminggu. Contoh setiap
hari Selasa pagi.
Pengumbaran di kandang
umbaran dapat dilakukan
4 jam perhari selama 4
hari dalam seminggu.
Berikan multivitamin yang
dicampur pada air minum
untuk menjaga
kesehatan burung, dua-3
kali sepekan atau sesuai
kondisi burung.
Penanganan burung
murai batu over birahi
Salah satu ciri-ciri burung
murai batu yang terlalu
birahi (over birahi) antara
lain: agresif, bulu
mengkorok, nglowo
(sayap turun) dan
mematuk ornamen
sangkar.
Pangkas porsi Jangkrik
menjadi 3 pagi dan 2 sore
Lakukan pengembunan
(jam 05.30-06.00)
Berikan cacing 2 ekor 2x
seminggu
Frekuensi mandi dibuat
lebih sering, misalnya
pagi-siang dan sore
Lamanya penjemuran
dikurangi menjadi 30
menit/hari saja
Berikan multivitamin
untuk menstabilkan
kondisi fisik.
Penanganan murai batu
kondisi drop
Tingkatkan porsi
pemberian jangkrik
menjadi 5 pagi dan 5 sore
Tingkatkan porsi
pemberian koto menjadi
3x seminggu
Berikan klabang 2 ekor
seminggu sekali
Mandi dibuat 2 hari sekali
saja
Burung diisolasi, jangan
melihat dan mendengar
burung murai batu lain
dahulu
Berikan multivitamin
+Penanganan burung
murai batu untuk lomba
Perawatan lomba
sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan
perawatan harian.
Tujuan perawatan pada
tahap ini yaitu
mempersiapkan burung
agar mempunyai tingkat
birahi yang diinginkan dan
memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan
perawatan lomba yaitu
mengenal baik karakter
dasar masing-masing
burung.
Berikut ini pola
perawatan dan setelan
lomba untuk burung murai
batu:
H-3 sebelum lomba,
jangkrik bisa dinaikkan
menjadi 5 ekor pagi dan 4
ekor sore.
H-2 sebelum lomba,
burung sebaiknya dijemur
maksimal 30 menit saja.
1 Jam sebelum digantang
lomba, burung dimandikan
dan berikan jangkrik 3-5
ekor dan ulat hongkong
4-7 ekor.
Apabila burung akan
turun lomba kembali,
berikan jangkrik 2 ekor
lagi.
Sebaiknya, mulai H-6
burung diisolasi. Jangan
sampai melihat dan
mendengar suara burung
murai batu lain.
Perawatan dan setelan
burung murai batu pasca
lomba
Perawatan pasca lomba
sebenarnya berfungsi
memulihkan stamina dan
mengembalikan kondisi
fisik burung, dengan pola
perawatan dan setelan:
Porsi EF dikembalikan ke
setelan harian.
Berikan multivitamin pada
air minum pada H+1
setelah lomba.
Sampai H+3 setelah
lomba, penjemuran
maksimal 30 menit saja.
Kembali ke MENU ARTIKEL
+Perawatan dan setelan
burung murai batu
mabung
Mabung (Moulting) atau
rontok bulu merupakan
siklus alamiah pada
keluarga burung.
Perawatan burung pada
masa mabung adalah
menjadi hal yang sangat
penting, karena apabila
perawatan yang salah
pada masa ini akan
membuat burung menjadi
rusak. Pada masa mabung
ini, metabolisme tubuh
burung meningkat hampir
40% dari kondisi normal.
Oleh karena itu, burung
butuh asupan nutrisi yang
berkualitas baik dengan
porsi lebih besar dari
kondisi normal. Hindari
mempertemukan burung
dengan burung sejenis,
karena akan membuat
proses mabung menjadi
terganggu.
Dampak dari ini adalah
ketidakseimbangan
hormon pada tubuh
burung. Proses mabung
juga berhubungan
dengan hormon
reproduksi.
Masa mabung (moulting)
merupakan masa yang
sangat menuntut
perhatian penghobi
burung. Bulu yang hilang
dan digantikan selama
masa mabung atau
meranggas ini menyerap
25% dari total protein
yang ada di dalam tubuh
burung. Inilah mengapa
selama masa mabung
perlu ditambahkan juga
protein sebesar
seperempat total protein
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong
bulu terdiri atas lebih dari
90% protein, khususnya
protein yang disebut
keratins. Protein bulu
berbeda dengan protein
pada tubuh dan telur
serta memerlukan jumlah
proporsional yang
berbeda atas asam amino
(pembangun sel atau blok
protein). Burung harus
mengonsumsi makanan
dengan kandungan asam
amino jenis ini kemudian
menyerap dan disimpan
sebagai protein (keratin)
khusus bagi keperluan
pertumbuhan bulu. Proses
ini sangat penting bagi
burung dan tubuh burung
harus bekerja ekstra
untuk mendapatkan gizi
yang cukup untuk
membentuk bulu secara
sempurna.
Ketika burung mabung,
mereka juga memerlukan
energi yang besar untuk
memproduksi bulu baru.
Keperluan energi yang
diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan
protein, menyebabkan
burung harus
mengonsumsi lebih
banyak makanan selama
meranggas untuk dapat
mempertahankan
pertumbuhan bulu baru.
Untuk diketahui saja,
energi yang diperlukan
burung selama masa
mabung sebesar dua
setengah kali lebih
banyak ketimbang
burung yang sedang
memproduksi telur (lihat
misalnya penjelasan pada
“Moulting in Bird” di
situs vetafarm.com yang
menjadi referensi utama
untuk tulisan mengenai
masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang
berpengaruh pada masa
mabung tidak bisa
sepenuhnya dipahami,
karena sangat kompleks.
Umur burung, musim saat
mabung, cuaca harian,
kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan,
semua menjadi faktor
penentu bagi
keberhasilan atau
kegagalan burung
melewati masa mabung.
Hal yang paling utama
untuk diingat adalah
bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus
memberikan suplai pakan
yang cukup sehingga
mereka bisa
mengembangkan bulu-
bulu sesempurna
mungkin.
Untuk menyediakan
protein yang diperlukan
untuk peningkatan
produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam
amino yang mengandung
sulfur seperti metionin
dan sistin. Protein seperti
itu bisa ditemukan di
dalam daging hewan.
Daging dapat diberikan
kepada kebanyakan
burung yang sedang
mabung dalam jumlah
kecil plus pemberian
suplemen makanan yang
baik. Suplemen
multivitamin dan
multimineral yang baik
seharusnya mengandung
berbagai vitamin dan
mineral serta asam amino
untuk memungkinkan
tumbuhnya bulu secara
normal.
Meskipun pada umumnya
mabung berjalan normal,
ada beberapa hal yang
sering mengganggu masa
mabung burung,
khususnya tumbuhnya
bulu yang tidak merata
atau bahkan ada bulu
yang tidak rontok
(sekadar nyulam).
Penggangu tersebut
antara lain:
* Penyakit – Penyakit
yang disebabkan virus
circovirus (Beak and
Feather Disease) dan
virus polyoma adalah
penyakit paling umum
yang menyebabkan
burung kesulitan
memproduksi bulu.
Psittacosis kronis,
gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus
dapat pula menyebabkan
bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk –
Sebagaimana
digambarkan di atas,
persyaratan untuk
berlangsungnya produksi
bulu secara normal
memang sangat banyak,
dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa
menyebabkan tumbuhnya
bulu yang tidak
berkualitas (mudah
patah, mudah kusam,
melintir/ keriting dan
sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan
bahan kimiawi sering
menyebabkan bulu
tumbuh tidak sempurna
atau bahkan merusak
bulu. Salah satu
contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada
merpati yang dikenal
sebagai Mebendazole.
Bahan kimia ini akan
menyebabkan bulu
burung melintir jika
diberikan semasa burung
mabung.
* Stres – Hal ini terjadi
terutama untuk burung
yang disuapi/loloh dengan
tangan manusia. Tangan
manusia menyebabkan
bulu baru tidak bisa
berkembang sempurna
dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda
lakukan agar burung
dapat memiliki bulu baru
sebaik mungkin?
Pertama-tama,
menyingkirkan segala
cacing, kutu, mikroba
pengganggu dan parasit
lainnya.
Kedua, pastikan tidak
satu pun dari burung
Anda menjadi pembawa
virus bibit penyakit,
misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang
cukup selama burung
meranggas/mabung
dengan pakan yang
bagus. Hanya saja perlu
diingat bahwa pakan
yang bagus bukan berarti
pakan yang banyak,
sebab terlalu banyak
pakan yang hanya
mengandung karbohidrat
misalnya, hanya akan
membuat burung
kekurangan gizi meski
secara fisik terlihat
gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di
atas dan masih mengalami
masalah dengan kualitas
bulu Anda perlu berbicara
dengan dokter hewan
khusus burung.
Cara Smart menggunakan
BirdVit
Dalam kaitan dengan
persoalan mabung inilah
disarankan kepada
penghobi burung untuk
memberikan burung
asupan tambahan,
misalnya BirdMolting atau
juga BirdVit untuk burung
yang sedang mabung.
Cara ini lebih smart”
sebab BirdVit adalah
multivitamin dan
multimineral yang sangat
diperlukan burung selama
masa mabung.
BirdVit mengandung
hampir semua vitamin dan
mineral yang diperlukan
burung, seperti:
Vitamin utama, yakni A,
D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Juga mangandung
zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl,
Folic Acid (sesungguhnya
adalah salah satu bentuk
dari Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. BirdVit
juga mengandung mineral
utama seperti potasium
chlorida, sodium chlorida,
magnesium sulfate,
mangan sulfate, iron
sulfate, zinc sulfate,
copper sulfate dan cobalt
sulfate.
Dengan demikian, selama
kita menggunakan BirdVit
untuk menangani burung
mabung, maka kita cukup
memberikan porsi pakan
seperti sediakala tanpa
khawatir burung
kekurangan “energi
masa mabung”.
Sebab, memang benar
energi yang diperlukan
burung ketika mabung
bukanlah energi yang
hanya akan mengumpul
menjadi lemak tetapi
energi untuk
pertumbuhan bulu seperti
asam amino yang
mengandung sulfur
seperti metionin dan
sistin.
Murai batu bermasalah
Untuk burung-burung
yang sangat bermasalah
misalnya bulu mudah
patah atau burung sakit-
sakitan seusai masa
mabung, biasanya
dikarenakan asupan
mineralnya yang kurang.
Selain digunakan BirdVit,
Anda bisa menyertakan
pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan
BirdVit?
Untuk diketahui, ada
mineral dan vitamin
tertentu yang tidak
efektif jika digunakan
bersamaan. Akan saling
melemahkan. Karena
keduanya sama-sama
dibutuhkan burung dalam
jumlah yang proporsional,
maka mineral dan vitamin
tertentu hanya bisa
dicampur dengan
komposisi dan volume
tertentu.
Seperti diketahui di dalam
BirdVit ada sejumlah
mineral yang sangat
diperlukan burung. Namun
kandungan mineral di
dalam BirdVit tidak
sebesar di dalam
BirdMineral karena selain
sebagai penjaga vitalitas
burung, BirdMineral juga
bersifat mengcover atau
mengobati.
Pola perawatan murai
batu masa mabung:
Tempatkan burung di
tempat yang sepi, jauh
dari lalu lintas manusia.
Sebaiknya burung lebih
banyak dalam kondisi
dikerodong.
Mandi cukup 1x seminggu
saja dan jemur maksimal
30 menit/hari atau kalau
untuk penanganan
ekstrim burung mabung,
bisa dilakukan perawatan
ekstem mabung.
Jika Anda tidak
menggunakan BirdVit
atau BirdMineral,
pemberian porsi EF
diberikan lebih banyak
karena sangat diperlukan
untuk pembentukan sel-
sel baru dan untuk
pertumbuhan bulu baru.
Misalnya: stelan jangkrik
dibuat 5 ekor pagi dan 5
ekor sore, kroto 1 sendok
makan setiap pagi dan
cacing 2 ekor 3x
seminggu
Meski tidak menggunakan
BirdVit dan/atau
BirdMineral, pemberian
multivitamin yang
berkualitas yang
dicampur di air minum 2x
seminggu sangat perlu.
Lakukan pemasteran:
Masa mabung membuat
burung lebih banyak pada
kondisi diam dan
mendengar. Inilah saat
yang tepat untuk mengisi
variasi suara sesuai
dengan yang kita
inginkan. Lakukan
pemasteran dengan
tepat, sesuaikan
karakter dan tipe suara
burung dengan suara
burung master.
Untuk pemasteran yang
bagus, silakan baca
referensinya di sini.
Kembali ke MENU ARTIKEL
+PENANGKARAN BURUNG
MURAI BATU
Murai batu di
penangkaran Om
Amiex ’s (Amirul
Mukminin, Malang) (Foto:
kicaumania.org)
Meski saat ini semakin
banyak saja orang yang
menangkarkan murai
batu, tetapi prospek ke
depannya tetap bagus.
Hal ini disebabkan stok
pasokan murai batu dari
hutan mulai menipis
karena terus dikuras,
sementara peminat
burung kicauan semakin
hari semakin banyak saja.
Pada saat yang sama,
banyak penghobi yang
tidak sabar untuk
merawat murai hasil
tangkapan hutan karena
lama jinaknya, dan
karenanya harus
menunggu setahun dua
tahun untuk menikmati
burungnya secara
maksimal, apalagi untuk
dibawa ke arena lomba.
Sementara anakan murai
batu hasil penangkaran,
selain kita bisa memilih
anakan dari indukan-
indukan tertentu yang
kita sukai, entah karena
suaranya atau karena
postur tubuhnya, juga
cepat bunyi. Bahkan
ketika masih trotolpun
sudah mulai bisa dinikmati
ngriwikannya. Selepas
mabung, biasanya murai
batu hasil tangkaran
dengan indukan yang
bagus sudah mulai ngerol
dan bahkan ada yang
sudah siap masuk arena
lomba.
Untuk penangkar, kondisi
ini memang
menguntungkan. Dan
sejauh ini, tidak pernah
ada cerita anakan murai
batu harganya jatuh.
Minimal bertahan tetapi
kecenderungannya naik
terus. Apakah dengan
banyaknya penangkaran
nanti tidak akan membuat
harga burung murai batu
jatuh di pasaran? Saya
yakin tidak. Sebab,
semakin hari semakin
banyak orang yang
mencari anakan-anakan
murai batu dari indukan
bagus, dan para
penangkarpun akan
harus berlomba untuk
mencari indukan bagus.
Artinya, kalau kita sudah
bisa menangkar dengan
indukan yang kualitasnya
“biasa saja”, tentu
akan terpacu untuk
mencari indukan dengan
kualitas bagus. Artinya,
pemburu murai batu hasil
tangkaran tidak hanya
penghobi tetapi juga
penangkar yang sudah
mapan atau para
penangkar pemula.
Tentu saja, agar kita bisa
bertahan menjadi
penangkar murai batu
yang produksinya selalu
diburu oleh penghobi,
haruslah selalu berusaha
untuk meningkatkan
kualitas produk. Selain
diupayakan melalui
pencarian indukan di
arena lomba, juga bisa
dilakukan cross antar
jenis murai batu.
Misalnya, murai batu ekor
panjang untuk betina dan
murai batu nias untuk
pejantannya. Murai batu
nias terkenal punya
tembakan-tembakan
yang melengking dan
kristal, tetapi kurang
disukai juri di arena lomba
karena ekornya hitam
semua. Nah dengan
mencoba
menyilangkannya dengan
murai batu jenis lain,
diharapkan akan
menghasilkan anakan
dengan suara kualitas
nias tetapi dengan ada
warna putih di ekornya.
Untuk memulai
penangkaran, tentunya
kita sudah harus
menyiapkan kandang
penangkaran. Kandang
penangkaran murai batu
bisa dilihat contohnya
pada gambar di bawah ini:
Penampang dalam
kandang murai batu.
Keterangan:
A + B = lokasi untuk
penempatan sarang;
dalam satu kandang bisa
diberi dua atau tiga
tempat biar burung
memilih sendiri mau
bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka
(digunakan kawat
strimin)
E= Wadah air (untuk
mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/
air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi:
Untuk murai batu dan
burung ukuran sedang,
disesuaikan dengan lebar
kawat strimin di pasaran
sehingga tidak repot
mengerjakannya ==>
panjang dan lebar = 90
cm; tinggi 180 atau 200
cm.
Bahan: bisa dari apa saja
asal kuat.
Batas samping kanan-kiri
dan belakang = dinding/
tembok atau papan yang
tahan lama dsb.
Atas = bagian yang
tertutup bisa langsung di
atasnya adalah genting
dengan semua bagian
kandang sudah tertutup
kawat strimin.
Tangkringan = kayu
asem, kayu jati serutan
dll yang penting keras,
dengan diameter sekitar
2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F)
kayu yang kuat.
Penampang luar kandang
penangkaran murai batu.
Keterangan:
A. Kawat strimin sehingga
burung bisa terlihat dari
luar untuk pengecekan.
B. Jendela untuk keluar
masuk tangan mengganti
air minum dan pakan.
C. Papan/tembok
tertutup
D. Pintu untuk keluar
masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini adalah kotak
sarang, khususnya untuk
burung MB. Bahan dari
kayu yang kuat:
Kotak sarang murai batu
Wadah sarang untuk
murai batu
Wadah sarang dari bambu
KERANGKA SARANG DAN
PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat sarang dan
juga tempat pakan anti-
semut, bisa dibuatkan
kerangka tersendiri
seperti di bawah ini:
BAHAN PENYUSUN SARANG:
Di dalam kandang juga
perlu disiapkan bahan
penyusun sarang berupa
merang atau daun
cemara/pinus. Sebagian
dimasukkan ke kotak
wadah sarang untuk
merangsang burung
membikin sarang dan
sebagian besar lainnya
diletakkan di lanyai
kandang di tempat yang
kering.
Pemilihan indukan dan
penjodohan
Murai batu di
penangkaran Om Amiex.
(Foto: kicaumania.org)
Sebagaimana pemilihan
indukan untuk burung
penangkaran pada
umumnya, maka untuk
memilih indukan jantan,
pilih saja murai batu yang
sehat, tidak cacat fisik
dan gacor dengan
perkiraan usia di atas 2
tahun. Sedangkan
betinanya, bisa dipilih
yang usia di atas 1 tahun,
mulus dan sudah mau
bunyi kalau didekatkan
dengan murai batu
jantan. Pilihlah jantan dan
betina yang jinak, dalam
arti tidak takut lagi
dengan manusia. Soal asal
murai batu, pilih sesuai
keinginan Anda. Bisa asal
Lampung, Aceh atau dari
manapun.
Untuk penjodohan, sama
dengan proses
penjodohan cucak ijo
pada artikel saya
sebelumnya. Tetapi, oke,
saya tulis ulang saja di
sini. Intinya, proses
penjodohan bisa
dilakukan dengan
kandang penjodohan,
yakni sangkar bersekat
yang sekatnya bisa kita
ambil sewaktu-waktu.
Jika tidak punya sangkar
sekat, bisa gunakan
sangkar harian biasa.
Penjodohan dilakukan
dengan selalu
menempelkan sangkar si
jantan dan betina
berdempetan. Dengan
posisi ini, maka jantan
yang sudah birahi pada
tahap awal akan selalu
berkicau mengarah si
betina. Si betina juga
akan menanggapi dengan
siulan-siulan khas betina.
Jika belum mau berjodoh,
betina akan menghindar
dengan cara menjauh dan
bersikap cuek. Proses
penjodohan ini bisa
berlangsung lama atau
sebentar tergantung dari
kondisi birahi masing-
masing. Yang jelas, murai
batu betina yang sudah
birahi, tanda-tandanya
suka menggetar-
getarkan sayap dan
selalu berusaha
mendekat ke murai batu
jantan.
Untuk membuat burung
cepat jodoh, dia biasanya
melakukan hal sebagai
berikut (lihat juga hal
yang sama dilakukan
untuk penjodohan cucak
ijo) :
1. Hari pertama diberi EF
yang lebih dari biasa,
misal jantan betina diberi
masing-masing 10 ekor
jangkrik dan 10 ekor
cacing dengan tujuan
agar keduanya terpacu
birahinya.
2. Hari kedua, jatah
jantan tetap dan jatah
betina dikurangi, misal 10 :
5, hal ini ditujukan untuk
tetap menjaga birahinya.
3, Hari ketiga jatah jantan
ditambah dan jatah
betina dihilangkan.
Tujuannya pada saat si
jantan birahi, dia akan
memainkan EF di
mulutnya, dan pada saat
yang bersamaan si betina
kelaparan karena tidak
mendapat jatah makan,
sehingga si betina akan
berusaha meminta jatah
makan dari si jantan.
Proses ini bisa dilanjutkan
untuk beberapa hari ke
depan. Lamanya
tergantung burung itu
sendiri, bisa sehari, 2 hari
atau mungkin 1 bulan
belum jodoh.
Proses penjodohan
seperti itu pula yang
biasa dilakukan para
penangkar. Proses
penjodohan ini dilakukan
selama hampir sebulan
sampai jantan betina mau
bercampur tanpa tarung
lagi.
Kadang, ada juga
penangkar yang langsung
memasukkan murai batu
jantan dan betina dalam
satu kandang
penangkaran tanpa
proses penjodohan
terlalu lama. Namun hal ini
biasa dilakukan ketika
murai batu jantan dan
betina sama-sama
mabung sehingga tidak
agresif terhadap
pasangan.
Berkaitan dengan
penjodohan murai batu
ini, ada tips yang
disampaikan Om Rudi
Jambi yang sudah sukses
menangkar murai batu.
Dalam tulisannya di forum
KM, Om Rudi menulis
seperti di bawah ini.
1. Agar proses
penjodohan lebih mudah,
iapkan betina lebih dari 1
ekor, dekatkan dengan
pejantan yang telah
diseleksi, baik dari
kualitas suara,
katuranggan maupun
prestasinya. Bila sudah
ada yang tampak rajin
bunyi, ngeleper-ngeleper
sayapnya sambil
ngeriwik, itu pertanda si
betina sudah birahi, pilih
betina tersebut,
dekatkan dengan
pejantan ditempat
terpisah selama kurang
lebih 3 hari.
2. Masukan ke dalam
sangkar bersekat, atau
biasanya disebut
kandang jodoh, atau bila
tidak ada sangkar
bersekat boleh juga
mengunakan sangkar
biasa yang diletakan
berhimpitan.
3. Harus dilakukan
pengamatan secara rutin,
untuk memastikan jodoh
tidaknya indukan pilihan
tersebut.bila sudah
terlihat akrab, yakni
sering terlihat
berhimpitan meski masih
dibatasi sekat, baru
masukan ke kandang
penagkaran.
4. Amati perilaku indukan,
amati terus apakah si
pejantan sudah benar-
benar mau menerima
pasangannya. Tanda-
tanda penjodohan yang
sukses, apabila sepasang
indukan sering berduaan,
sering kejar-kejaran, tapi
bukan saling
serang.sebaliknya bila
sang jantan mengejar
dan menghajar betina,
maka segera pisahkan
kembali pasangan
tersebut, karna bila
dibiarkan bisa berakubat
fatal…yakni…. kematian
pada sang betina…
5. Lakukan penjodohan
alternatif, ulangi kembali
penjodohan dari tahap
pertama selama 1 minggu,
kemudian masukan betina
kedalam sangkar kecil
dan masukan kedalam
kandang besar,
sementara itu biarkan
sang pejantan bebas
didalam kandang
penangkaran dan merasa
lebih berkuasa, langkah
ini juga bertujuan
mengurangi birahi
pejantan.
6. Ganti pasangan bila
tidak mau jodoh, ini
merupakan alternatif
terakhir dan mutlak
dilakukan, yakni bila
pasangan tersebut tetap
tidak bisa jodoh, ganti
betina dengan betina
baru. Lakukan langkah-
langkah penjodohan mulai
dari awal sambil diamati
perkembangannya.
Nah, lagi-lagi tips saya
tetap sama di artikel
penangkaran yang sudah
saya tulis, yakni jika
burung kita sulit atau
lama berjodoh, maka kita
bisa menggunakan
BirdMature. BirdMature
adalah produk untuk
meningkatkan birahi
burung secara cepat,
terutama untuk burung-
burung penangkaran.
Menurut pengalaman
penangkar murai batu,
salah satunya adalah Om
Didik di Gresik (RR BF),
murai batu betina usia
muda sudah bisa
dijodohkan dan bisa
berproduksi dan malah
relatif produktif
ketimbang yang tua.
Murai batu betina usia
sekitar 8 bulan, sudah
bisa dijodohkan dan
ditangkarkan. Sedangkan
jantannya, tetap
menggunakan pejantan
yang usianya lebih tua,
minimal usia satu
setengah tahun.
Manajemen pakan pada
penangkaran murai batu
Untuk masalah pakan,
burung murai batu bisa
saja diberikan dengan
pola standar berupa voer,
serangga, kroto dan juga
cacing. Namun demikian
pemberian pakan untuk
burung penangkaran
harus lebih banyak
porsinya ketimbang
burung untuk peliharaan
harian.
Perlu diingat, pemberian
asupan yang tidak
seimbang justru akan
memperlama proses
produksi. Penggunaan
voer untuk ayam broiler
misalnya, memang
meningkatkan jumlah
protein, tetapi pada saat
yang sama jumlah
lemaknya pun banyak.
Padahal, burung
penangkaran yang
kegemukan, akan sulit
bereproduksi dengan
baik. Begitu juga dengan
voer yang biasa
digunakan untuk burung
kicau harian, secara
umum sudah baik, namun
kandungan mineralnya
seringkali tidak bisa kita
pastikan karena banyak
voer yang dijual tanpa
disertai keterangan
komposisi isi yang
memadai. Dalam kaitan
inilah saya menyarankan
ke beberapa penangkar
untuk memberikan multi
vitamin dengan komposisi
yang pas untuk burung.
Multivitamin yang bagus
setidaknya mengandung
vitamin utama, yakni A,
D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3; zat esensial
seperti D-L Methionine, I-
Lisin HCl, Folic Acid
(sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari
Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. Untuk
referensi ini, silakan baca
tentang produk BirdVit.
Pada saat yang sama,
burung di penangkaran
membutuhkan mineral
yang komplit dan
seimbang. Unsur Ca dan K
misalnya, harus benar-
benar tercukupi sehingga
proses pembuatan
cangkang telur bisa
berlangsung dengan baik.
Lebih dari itu, kekurangan
mineral pada burung akan
menyebabkan beberapa
kendala dalam
penangkaran, antara lain
bulu lemah, tidak mulus,
kusam; terkena rachitis
(tulang-tulang lembek,
bengkok dan abnormal);
paralysa (lumpuh);
perosis (tumit bengkak);
anak burung mati setelah
menetas; mengalami urat
keting (tendo); terlepas
sendinya, tercerai
(luxatio); paruh meleset,
kekurangan darah
sehingga pucat dan
lemah; tidak juga segera
bertelur, telur kosong,
produktivitas rendah, dan
daya tetas rendah, serta
kematian embrio tinggi.
Untuk menghindari hal itu,
ada baiknya Anda
mengetahui masalah
mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya
penangkaran burung
pada umumnya, murai
batu membutuhkan
lingkungan yang tenang.
Paling tidak, harus
terbebas dari gangguan
predator (kucing, tikus
dll). Sementara untuk
menghindarkan burung
dari serangan penyakit
yang berasal dari parasit,
maka kita harus
memastikan kandang
yang relatif bebas parsit
dan serangga
pengganggu seperti
semut dan kecoak.
Parasit pengganggu
burung di penangkaran
ada macam-macam. Jika
tidak ditangani secara
serius, maka akan
menyebabkan betina
tidak nyaman dalam
mengeram. Akibatnya,
burung tidak tenang dan
selalu turun dari sarang.
Jika ini berulang terjadi,
maka dipastikan telur
tidak bisa menetas
karena tidak
mendapatkan suhu
pengeraman yang stabil.
Kadang-kadang,
gangguan parasit juga
menyebabkan indukan
berlaku agresif dan bisa
mengobrak-abrik sarang,
makan telur sendiri, dan
lain-lain.
Selama masa mengeram,
ekstra fooding perlu
dikurangi dengan tujuan
agar kedua burung tidak
naik birahinya yang juga
sering menyebabkan
mereka berlaku agresif
baik terhadap pasangan
amupun terhadap telur
yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman
14 hari, maka telur
burung murai batu akan
menetas. Untuk
mengantisipasi masa
menetas, maka mulai hari
ke-12 pengeraman, Anda
perlu meningkatkan
jumlah ekstra fooding
dan menyediakan kroto
sebagai pakan pertama
yang akan diberikan
indukan kepada
anakannya.
Manajemen anakan
Minta makan. Murai batu
anakan di penangkaran
Om Amiex’s.
Jika telur telah sukses
menetas, maka anakan
murai batu bisa Anda
petik antara usia 5-10
hari. Kalau kurang dari 5
hari, kondisi burung
terlalu lemah dan kadang
menyulitkan kita untuk
menyuapkan pakan.
Sementara jika lebih dari
10 hari, burung sudah
takut dengan manusia.
Akibatnya, mereka takut
disuapi dan pada saat
yang sama mereka belum
bisa makan sendiri.
Selanjutnya, ya bisa mati-
lah anak-anak murai batu.
Anak-anak murai batu
bisa Anda letakkan di
wadah apa saja yang
penting ada landasan
dengan bahan yang sama
dengan yang dibuat
untuk membuat sarang di
kandang penangkaran.
Untuk landasan teratas
bisa kita beri kapas agar
lembut dan tidak melukai
anakan burung. Anakan di
wadah khusus itu
kemudian bisa Anda
letakkan di dalam kotak
kayu atau kotak apa saja,
dengan diberi lampu
penghangat.
Sedangkan untuk pakan
anakan murai batu yang
diambil pada usia 5-10
hari, Anda bisa
menyiapkan kroto yang
benar-benar bersih dari
kotoran dan bangkai
semut. Suapkan perlan-
pelan dengan alat suap
yang bisa Anda buat
seperti penjepit yang
terbuat dari bambu. Atau
Anda bisa membuat
dengan bentuk apapun
yang penting bisa untuk
menyuapkan kroto ke
paruh burung anakan.
Kroto yang akan Anda
berikan, perlu ditetes air
sedikit sehingga
memudahkan burung
anakan untuk
menelannya.
Untuk burung-burung di
atas usia 7 hari, Anda juga
bisa memberikan kroto
yang dicampur dengan
adonan voer. Untuk
memastikan kecukupan
vitamin dan mineral
anakan burung, Anda
perlu menambahkan
BirdVit ke dalamnya.
Anakan burung pada usia
15 hari ke atas, Anda
sudah bisa mulai
memberikan jangkrik
kecil yang dibersihkan
kaki-kakiinya, dan
dipencet kepalanya. Atau
kalau untuk pemberian di
masa-masa awal, jangan
disertakan kaki dan
kepalanya. Lebih baik lagi
kalau Anda bisa
memberikan jangkrik
yang sedang mabung,
yakni masih lembut dan
berwarna putih.
Ketika anakan burung
sudah mulai meloncat-
loncat kuat di dalam boks
sarang, Anda bisa
memindahkannya ke
dalam sangkar gantung.
Hanya saja perlu diingat,
dasar sangkar gantung
tetap diberi landasan
bahan yang sama dengan
bahan pembuat sarang.
Tujuannya adalah
mencegah kaki burung
anakan cedera.
Sementara untuk
tangkringan harus dibuat
bertingkat agar burung
juga belajar meloncat
antar tangkringan.
Sementara itu untuk
manajemen indukan
pasca anakan diambil,
Anda bisa menyetting
pakan untuk indukan
seperti pada masa pasca
penjodohan. Setelah
anakan diambil, biasanya
7-10 hari setelahnya,
betina mulai bertelur lagi.
Hal ini berulang terus dan
akan mengalami
perubahan ketika burung
mengalami masa mabung.
Selamat menangkar.

Back to posts
Comments:

Post a comment

Letakan anu mu di sini
Create a site without programming
matur sembah suwun dumateng poro konco engkang sampun purun nyengkuyung ngrameaken wap meniko,, MENERIMA pesAnan jangkrik/uler/enthong/set kurungan manuk
duwet-ngetal -pogalan trenggalek.. created byMANUK