MANUK-CLUB
SUGENG PINARAK,, monggo dipun aturi mlebet,mboten usah isin-isin,, dipun sekecaaken npo sak entenipun njieh. .
Images-10ImagesImages-2Images-3Images-4Images-8Images-9

tips2 tntg pkan burung

Tips-tips tentang
pakan burung:
+(1). Jenis-jenis cacing
untuk pakan burung
Cacing saat ini digunakan
secara luas oleh para
penghobi burung untuk
pakan hewan
kesayangan mereka.
Sebagaimana kita
ketahui, cacing adalah
hewan tingkat rendah
karena tak bertulang
belakang (invertebrata).
Dalam konteks burung,
maka kita akan
membahas cacing tanah
dan kerabatnya yang
biasa diberikan kepada
burung. Nah cacing tanah
sendiri termasuk kelas
oligochaeta dengan famili
terpenting dari kelas ini
adalah Megascilicidae dan
Lumbricidae.
Oke, sebelum berbicara
lebih jauh tentang
manfaat cacing untuk
burung, ada baiknya kita
berbicara serba sedikit
tentang cacing itu sendiri.
Jenis cacing yang paling
banyak diternakkan saat
ini berasal dari famili
Megascolicidae dan
Lumbricidae dengan
genus Lumbricus, Eiseinia,
Pheretima, Perionyx,
Diplocardi dan Lidrillus.
Dan beberapa jenis yang
populer antara lain adalah
Pheretima, Perionyx dan
Lumbricus. Ketiga jenis
cacing tanah ini menyukai
bahan organik yang
berasal dari pupuk
kandang dan sisa-sisa
tumbuhan.
1. Lumbricus. Cacing ini
berbentuk pipih dengan
jumlah segmen sekitar
90-195 dan klitelum yang
terletak pada segmen
27-32. Jenis ini sering
kalah bersaing dengan
jenis lain sehingga
tubuhnya lebih kecil.
Namun bila diternakkan,
besar tubuhnya bisa
menyamai atau melebihi
jenis lain.
2. Pheretima. Cacing ini
bersegmen sampai
95-150 segmen.
Klitelumnya terletak pada
segmen ke 14-16.
Tubuhnya berbentuk gilik
panjang dan silindris
berwarna merah
keunguan. Cacing tanah
yang termasuk jenis
Pheretima antara lain
cacing merah, cacing koot
dan cacing kalung.
3. Perionyx. Cacung ini
berbentuk gilik berwarna
ungu tua sampai merah
kecokelatan dengan
jumlah segmen 75-165
dan klitelumnya terletak
pada segmen 13 dan 17.
Perionyx termasuk cacing
agak manja sehingga
dalam pemeliharaannya
diperlukan perhatian
yang lebih serius.
Cacing jenis Lumbricus
rubellus memiliki
keunggulan lebih
dibanding kedua jenis
yang lain di atas, karena
produktivitasnya tinggi
(penambahan berat
badan, produksi telur/
anakan dan produksi
bekas cacing
“kascing”) serta tidak
banyak bergerak
Beberapa Manfaat Cacing
Dalam bidang pertanian,
cacing menghancurkan
bahan organik sehingga
memperbaiki aerasi dan
struktur tanah. Akibatnya
lahan menjadi subur dan
penyerapan nutrisi oleh
tanaman menjadi baik.
Keberadaan cacing tanah
akan meningkatkan
populasi mikroba yang
menguntungkan
tanaman. Selain itu juga
cacing tanah dapat
digunakan sebagai:
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan
protein, lemak dan
mineralnya yang tinggi,
cacing tanah dapat
dimanfaatkan sebagai
pakan ternak seperti
unggas, ikan, udang dan
kodok.
2. Bahan Baku Obat dan
bahan ramuan untuk
penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing
tanah dipercaya dapat
meredakan demam,
menurunkan tekanan
darah, menyembuhkan
bronchitis, reumatik
sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk
digunakan sebagai
pelembab kulit dan bahan
baku pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan
sumber protein yang
berpotensi untuk
dimasukkan sebagai
bahan makanan manusia
seperti halnya daging sapi
atau ayam. Bahan pakan
unggas yang berprotein
tinggi dan berasal dari
hewan biasanya cukup
mahal. Cacing tanah
merupakan salah satu
jawaban di dalam
mengatasi kelangkaan
masalah protein hewani
untuk unggas.
Kandungan protein cacing
Dari hasil penelitian
menunjukkan cacing
tanah mempunyai
kandungan protein cukup
tinggi, yaitu sekitar 72%,
yang dapat dikategorikan
sebagai protein murni.
Kalau dibandingkan
dengan jenis bahan
makanan asal hewan
lainnya, misalnya ikan teri
yang biasanya dipakai
dalam campuran ransum
unggas, mempunyai
kandungan protein
protein kasar berkisar
antara 58-67% dan
bekicot dengan
kandungan protein
60,90%, masih jauh lebih
rendah dibanding dengan
cacing tanah.
Apalagi kalau
dibandingkan dengan
sumber protein dari
bahan tanaman, seperti
bungkil kedele, bungkil
kelapa dan lain-lain, rata-
rata kandungan
proteinnya jauh lebih
rendah dibanding cacing
tanah. Demikian pula
susunan asam amino yang
sangat penting bagi
unggas, seperti arginin,
tryptophan dan tyrosin
yang sangat kurang
dalam bahan pakan yang
lain, pada cacing tanah
kandungannya cukup
tinggi. Kandungan arginin
cacing tanah berkisar
10,7% tryptophan, 4,4%
tyrosin, 2,25%.
Oleh karena itu cacing
tanah mempunyai potensi
yang cukup baik untuk
mengganti tepung ikan
dalam ransum unggas dan
dapat menghemat
pemakaian bahan dari
biji-bijian sampai 70%.
Walaupun demikian,
penggunaan cacing tanah
dalam ransum unggas
disarankan tidak lebih
dari 20% total ransum.
Melihat kandungan
protein pada cacing ini,
maka cacing memang
bagus untuk diberikan
kepada burung. Burung
apa saja, selama mau
makan cacing, boleh saja
diberi cacing.
Selama ini, burung yang
sangat suka dengan
cacing adalah anis
kembang (AK) dan anis
merah (AM). Namun
demikian pada
prakteknya, cacing juga
sering diberikan untuk
burung lain selama
burung itu suka
memakannya. Perlu
digarisbawahi bahwa
kesukaan burung pada
cacing, termasuk masalah
“kebiasaan” yang bisa
dibentuk atau dilatih.
Artinya, burung yang
tidak doyan cacing, bisa
dilatih sedikit demi sedikit
agar mau cacing,
terutama adalah burung-
burung pemakan
serangga dan/atau buah.
Sedangkan burung
pemakan biji, kebanyakan
memang tidak suka
cacing. Sedangkan jenis
cacing yang bisa
diberikan kepada burung
antara lain adalah:
1. Cacing Kristal atau
cacing merah (lumbricus
rabbelus)
Cacing kristal
Cacing ini biasa digunakan
sebagai pakan ikan
louhan, dan sering dijual
dalam kantong plastik
yang diberi media serbuk
sagu dan tanah. Cacing
kristal juga biasa
digunakan sebagai umpan
mancing dan kesukaan
ikan-ikan bersisik seperti
wader, tawes, lokas,
jelawat, grass karp dan
mujair. Ikan-ikan rawa
juga senang dengan
umpan ini di antaranya
ikan sepat, betik,
gurameh serta ikan
oportunis yaitu ikan lele.
Cacing ini dapat tumbuh
sampai 10-15 cm dan
berwarna merah-coklat
gelap.
2. Cacing Bayam (eisenia
sp)
Cacing bayam
Cacing ini biasa hidup di
pematang-pematang
swah atau juga di
sayuran yang membusuk
sehingga sering disebut
cacing bayam. Dapat
tumbuh sampai 40 cm
panjangnya dan
warnanya merah pucat.
Selain disuka burung,
cacing ini disuka oleh ikan
gabus, betutu, jambal,
baung dan lele. Karena
cacing ini termasuk besar,
maka untuk
pemberiannya kepada
burung perlu dipotong-
potong dulu.
3. Cacing Tanah
(lumbricus terestris)
Cacing tanah
Cacing ini di daerah jawa
disebut cacing uker,
karena biasanya akan
melengkung atau
mlungker (bahasa jawa)
bila dipegang. Cacing ini
mempunya segmen-
segmen yang jelas,
warna hitam gelap
sampai abu-abu, hidup di
tanah membuat liang
mempunyai diameter
batang tubuh yang paling
besar diantara cacing
lainnya dan karenanya
juga perlu dipotong-
potong dulu untuk
diberikan kepada burung.
4. Cacing Fosfor
(lumbricus sp)
Cacing fosfor atau cacing
posphor
Cacing ini kalau dipencet
akan mengeluarkan
getah putih yang sangat
lengket di tangan dan
karena mengandung
phospor, cairan ini akan
terlihat menyala di malam
hari. Ciri khas cacing ini
adalah warna tubuhnya
merah kecoklatan. Cacing
ini termasuk lincah
gerakannya sehingga
kadang perlu dimatikan
(dengan dipukul-pukulkan
ke kayu) sebelum
diberikan kepada burung.
Cacing jenis banyak
dibudidayakan untuk
digunakan sebagai bahan
baku obat. Cacing ini
dapat berukuran sampai
30 cm.
(Sumber:poultryindonesia.com,
alfaqirbinmiskin.blogspot,
dan beberapa sumber
lainnya)

Back to posts
Comments:

Post a comment

Letakan anu mu di sini
Landing page builder
matur sembah suwun dumateng poro konco engkang sampun purun nyengkuyung ngrameaken wap meniko,, MENERIMA pesAnan jangkrik/uler/enthong/set kurungan manuk
duwet-ngetal -pogalan trenggalek.. created byMANUK

XtGem Forum catalog